Review Film

Habibie & Ainun: Sisi Romantisme dan Baik Seorang Insinyur

BJ Habibie, Jakarta, (Jaringnews/ Dwi Sulistyo)
Di antara film-film MD Picture, bisa dikatakan film ini paling serius digarap
JAKARTA, Jaringnews.com - Kehidupan cinta seorang Presiden RI ketiga Baharuddin Jusif Habibie dan Hasri Ainun Besari dituangkan dalam sebuah film. Kisah ini juga yang sudah ditungkan dalam buku 'Habibie & Ainun'.
 
Film ini patut ditonton mulai 20 Desember 2012. Sebab akan banyak pengalaman baru menonton film biografi. Meski ini bukan film biografi pertama di Indonesia, sebelumnya ada 'Catatan Soe Hok Gie' garapan Miles Film. Hanya saja khusus 'Habibie & Ainun', gank Punjabi mengklaim ini menyuguhkan cerita hampir 100 persen sama seperti kisah percintaan BJ Habibie dan almarhum istrinya, Ainun.
 
Tak perlu dibahas sinopsis ceritanya, sebab kisah ini sudah diucapkan berulang kali oleh Habibie di media massa atau di program yang mengupas kehidupan Ainun dan Habibie. Film ini jelas mengisahkan awal mula pertemuan Habibie dan Ainun di Bandung, bagaimana tatapan pertama sejak Habibie pulang ke Indonesia dari kuliahnya di Jerman. 
 
Cerita ini juga mengisahkan bagaimana masa-masa sulit Habibie dan Ainun di Jerman dengan dua orang anak. Sampai pada akhirnya Ainun ditinggal Habibie ke Indonesia. Sampai Habibie menjadi Menteri Riset dan Teknologi dan Presiden Kedua, sampai saatnya berhenti sebagai presiden. Sampai mereka menetap di Jerman.
 
"Saya sudah menakankan kepada Pak Manoj Punjabi (Produser) kalau saya ingin film ini mirip dengan kisah saya di buku, jangan ada yang dilebihkan dan jangan ada yang dikurangkan," begitu kata Habibie dalam setiap kesempatan.
 
Dan memang betul, setting dan dialognya persis seperti kejadian sebenarnya kehidupan Habibie dan Ainun. Bahkan sampai surat sumpa Habibie saat kerkena TBC di Jerman. Habibie bersumpah akan kembali ke Indonesia dan menjadi warga negara Indonesia meski menetap di Jerman. 
 
Di antara film-film MD Picture, bisa dikatakan film ini paling serius digarap. Di lihat dari warna dan komposisi gambar sangat dibuat detail. Terlebih film ini digarap di 4 tempat sekaligus, yaitu di Jerman, Bandung, Jakarta, dan Jogjakarta. 
 
Selain itu pemilihan Reza sebagai Habibie, sudah sangat sempurna. Itu juga yang dikatakan Habibie seusai gala premier Habibie dan Ainun di XXI Plaza Senayan, Selasa (19/12) malam. Bukan hanya Habibie yang menilai, cucunya yang masih berusia 7 tahun pun sedikit cemberut melihat Reza bergerak-gerik seperti eyangnya di lokasi syuting.
 
"Cucu saya ini bilang saat saya ajak ke lokasi syuting, 'eyang kenapa dia kayak eyang aja?'. Itu terucap dari cucu saya tanpa saya tanya," ujar Habibie yang duduk di sebelah cucunya itu.
 
Namun agak sedikit mengecewakan dengan akting Bunga Citra Lestari. Seperti kurang pas memerankan Ainun yang tenang dan tidak terlalu ekspresif. Meski penilaian Habibie, Unge, panggilan akrab BCL, sempurna-sempurna saja. Bunga tidak masalah saat menjadi Ainun muda, meski badannya agak terlihat lebih gemuk dari Ainum muda aslinya. Terlebih saat menjadi Ainun tua, Unge makin tidak pantas. Bagaimana jika yang menjadi Ainun adalah arktris yang hampir berkepala 3?
 
Untung saja akting Unge yang tak maksimal tertutup dengan dialog demi dialog Reza sebagaiHabibie yang romantis dan berbeda. Mungkin setiap kata-kata Habibie di film itu bisa menjadi gaya baru gaya romantis kaum muda mudi masa kini. Di tambah 'Cinta Sejati' ciptaan Melly Goeslaw yang tidak kalah membuai aroma asmara seisi bioskop.
 
Satu hal lagi. Ada yang begitu mengganggu originalitas film itu. Apa itu? Yah iklan sponsor yang menjadi bagian dari film. Penempatannya tidak tepat dan begitu menghancurkan historis film biografil. Terlebih produk-produknya ada di zaman sekarang, bukan di tahun 2000 ke bawah. Mungkin masukkan saja buat pembuat film untuk tidak asal memasukkan sponsor di film.

Sumber : http://jaringnews.com/seleb/movie/30341/habibie-ainun-sisi-romantisme-dan-baik-seorang-insinyur


0 komentar to " "

Posting Komentar